Sabtu, 30 Juni 2012

Rindu Tanpa Batas Waktu

"Saeeeel! Ayo, sini!" teriak Witri. Titik-titik air menghujani tubuhnya yang hanya berbalut t-shirt dan celana jeans. Wajahnya tengadah, merasakan tiap tetes air yang menerpa. Tak jauh di hadapannya, seorang lelaki tersenyum simpul.

"Jangan kelamaan, nanti kamu sakit." tegurnya. Yang ditegur hanya tertawa-tawa sambil menari-nari dibawah hujan air yang mengalir dari tanaman merambat.

"Witri, ngadep sini deh. Aku fotoin, ya." Sael merogoh tasnya, mencari sebuah kamera profesional dengan lensa yang tak begitu besar, mengutak-atiknya sebentar, kemudian menyorotkannya ke arah Witri yang tengah asyik bermain air.

"Tumben kamu mau fotoin aku pas lagi cantik, biasanya pas lagi jelek." Titik-titik air masih membasahi tubuh Witri. Sepertinya ia enggan berpisah dengan kenikmatan alam yang menakjubkan itu.

“Gak ah, kamu cantik terus kok.”

“Gombal.” Percikan air menerpa wajah Sael.

“Tapi suka kan?” goda Sael. Percikan air kembali membasahi wajahnya. “Kok kamu jadi suka nyiram aku, sih?”

“Kok kamu jadi suka ngegombal, sih?” Sael tertawa. Tangannya tersuruk dibalik celana denim hitamnya. “Udahan dong, main airnya. Kamu kesini dulu deh.” Sael menghampiri Witri, menariknya keluar dari guyuran air terjun. Keindahan alam Air Terjun Benang Kelambu memancarkan binar hijau yang romantis.

“Ada apa?” Degup jantung Witri berlompatan. Ada kupu-kupu yang menari di perutnya.

“Buat kamu.” Seuntai kalung menjuntai di tangan Sael. Witri terperangah. Kalung berbandul hati dengan sayap kecil itu berpindah ke lehernya. “Itu hati aku. Dijagain ya, kalo gak dijagain ntar hatinya terbang.”

“Gombal.” Witri memainkan bandul kalung yang sudah bertengger di lehernya. Kupu-kupu semakin giat menari di perutnya. “Makasih, ya.”



“Wit, bengong aja.” Lamunan Witri buyar. Fania, teman satu kuliahnya sudah berdiri di belakangnya. “Hayuk ah, yang lain mau ke Air Terjun Benang Stokel. Ikut ga?”

“Engga deh, Fan. Aku disini aja. Benang Kelambu terlalu menggoda nih.” Fania hanya mengangguk, kemudian meninggalkannya sendiri ditengah deburan air yang terasa halus di telinga. Witri memainkan bandul hati pada kalungnya. Sael, cepat pulang.



memenuhi challenge Lombok Flash Fiction dari @momo_DM dan @WangiMS
setting: Air Terjun Benang Kelambu, Lombok Tengah


Padang, 29 Juni 2012. 23:45 
304 kata
Buat abang Irfan Sael Perdana Putra dan kakak ipar Witri :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar, kritik, dan saran yang membangun. Terima kasih.