Moonlight Sonata mengalun lembut,
mengiringi langkahku menari. Tak ada yang menyaksikanku. Ini hanya latihan
sebelum penampilan perdanaku setelah berbulan-bulan vakum minggu depan. Hanya
Mr. Zhao Limin, koreograferku yang menyaksikan. Tapi kini ia entah kemana.
Mungkin ia ingin aku menikmati sendiri sensasi menari yang telah lama aku rindukan.
Alunan piano ala Beethoven terus
mengalun. Tangan dan kakiku terus bergerak, mengikuti dentingan piano itu. Terus
bergerak gemulai, hingga hampir tak kusadari seseorang tengah memperhatikanku.
Ia bertepuk tangan, kemudian
menghampiriku. Baru kusadari ia berjalan dengan bantuan tongkat setelah lampu
panggung menyinarinya.
“Tarian yang bagus,” pujinya.
“Maukah kau menari denganku?” Aku menatapnya ragu.
“Bisakah kau menari dengan satu kaki?”
tanyaku hati-hati.
“Bukankah kau juga menari dengan satu lengan? Lalu apa yang membedakan kita?” Aku menunduk salah tingkah. Ia
mengganti musik gubahan Beethoven yang sedari tadi mengalun dengan lagu Swan
Lake gubahan Tchaikosvky.
“Pernah mendengar Swan Lake?”
tanyanya sembari mengulurkan tangan, mengajakku menari. Aku mengangguk,
menyambut uluran tangannya.
“Biarkan lelaki memimpin.”
Kemudian ia membimbingku berdansa pase
deux1. Ia tampak tak kesulitan meski harus menari dengan tongkat.
Bahkan ia berhasil mengangkat tubuhku dengan sempurna tanpa terjatuh.
Musik Swan Lake semakin
menggelora, semangat menari kami pun semakin membara. Tarian kami pun diakhiri
dengan posisi arabesque2.
“Kau penari yang hebat!” pujiku.
Ia tersenyum. “Siapa namamu?”
“Zhai Xiao Wei.”
Padang, 12 April 2012
250 kata
250 kata
disadur dari pertunjukan Hand in Hand oleh Ma Li dan Zhai Xiao Wei
Catatan Kaki:
1. Pase deux: menari balet secara berpasangan
2. Arabesque: gerakan dalam balet, menari dengan bertumpu pada satu kaki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar, kritik, dan saran yang membangun. Terima kasih.